fbpx

Sambutan Presiden GIDI Terpilih Periode 2018 – 2023 Pdt. DORMAN WANDIKBO

SAMBUTAN PRESIDEN GIDI 

Pdt. DORMAN WANDIKBO

 

Bapak Ibu, Sau-saudaraku yang saya Kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus , pada kesempatan dan moment bersejarah berdirinya gereja sejak 56 Tahun  yang berharga ini kita sebagai umat Gereja Injili Di Indonesia umat beriman kepada Tuhan patut mengucap syukur atas pemeliharaan-Nya, sekaligus kita menatap 56 Tahun yang berikut kedepan dan juga kita sebagai Anug’rah Tuhan untuk bersaksi bersekutu dan melayani dengan Motto “ Umat GIDI Masuk Sorga “ dengan Thema : Penginjilan Belum Selesai.

Umat GIDI patut berterima kasih  juga kepada pelaku sejarah Iman tokoh-tokoh Rohani yang berdiri bersama saya hari ini, tokoh – tokoh Rohani  para Misionaris yang datang di negeri ini menjamu di negeri ini, berdiam diri di negeri ini dan hari ini kami orang papua bisa berkarya bisa melayani dimana – mana karena atas karya-mu, atas pemberitaan-mu, atas pengorbanan-mu kami menyampaikan kepada pendiri gereja dan pahlawan – pahlawan Iman semua generasi yang dari 12 feberuari 1963 waktu itu Konferensi pertama kali yang dilakukan tidak seperti Konferensi hari ini dengan berbagai perlengkapan yang sudah disiapakan dengan luar biasa tetapi Konferensi pertama 12 ferbruari tahun 1963 adalah hanya pake busana koteka dan Sali tetapi hari ini kita berkarya untuk hasil dari tangan mereka,

Bapak, Ibu para undangan yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus  kami percaya bahwa dasar dan landasan Iman yang diletakan oleh tokoh dan terus kokoh dan kami akan membangun dan meneruskan kerajaan Allah di negeri ini walaupun anak –anak dan cucu menghadapi banyak tantangan seperti tahun 2000 sampai dengan 2018 kami menghadapi tantangan reformasi politik papua bergejolak dimana-mana kami di penjarahkan, terjadi reformasi media publik perkembangan fornografi dan hasilnya perkembangan penyakit  HIV  juga terperceraian terjadi dimana-mana, terjadi reformasih Sukuisme menyimpulkan perang suku dimana-mana, perang kelompok dimana-mana juga perang Ras dimana-mana, terjadi reformasih Agamaisme, Radikalisme suatu Agama dan contoh yang awal kehancuran bangsa ini seperti terjadi di wilayah tolikara tetapi kami generasi penerus kami tidak takut karena kami tahu bahwa gereja ini Tuhan yang mendirikan dan gereja ini Tuhan juga yang menjaga dan Tuhan juga yang memelihara untuk melanjutkan pekerjaan ini, oleh karena itu saya hendak mengajak seluruh umat GIDI dalam kesempatan Konferensi yang ke XIX ini mempersiapkan diri menghadapi tantangan peluang dan harapan yang kita akan hadapi kedepan.

Bapak, Ibu para undangan yang saya kasihi dalan Tuhan kita Yesus Kristus, berdasarkan pengalaman lalu dengan pasti kita akan mengekspresikan dan merumuskan dengan bijaksana pedoman yang jelas maka umat GIDI harus bangkit untuk Injil maju bersama Tuhan Yesus Kristus karena di dalam penginjilan hari ini kami ingin supaya gereja ini menjadi berkat kepada bangsa – bangsa yang lain oleh karena itu gereja GIDI punya beban untuk pulau Kalimantan, punya beban untuk pulau Sulawesi, punya beban untuk pulau Jawa, kami juga punya beban untuk pulau Ambon dan seluruh Nusantara ini, dan kami juga punya beban untuk Afrika Selatan, kami juga punya beban untuk suku Aborigin di Australi, kami juga punya beban untuk Papua New Guinea, kami juga punya beban untuk Pakistan, kami juga punya beban untuk Belanda, kami juga punya beban untuk Nigeria, kami juga punya beban untuk Uganda, kami juga punya beban untuk daerah-daerah yang lain, yang Tuhan mau mengutus untuk pergi berdasarkan Kisah Para Rasul 1 : 8.

Oleh karena itu para tamu undangan yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus jangan menghalangi gereja untuk menjalankan Visi Tuhan, jangan menghambat gereja untuk menjalankan keadilan dalam di negeri ini kepada bapak kapolda yang berkernan hadir dalam hal ini saya mau ingin menyampaikan, mohon ijin bapak jangan sudah bawa Gereja ini untuk arena hukum untuk mengadili di Polda, bawa ketua-ketua Sinode untuk adili di Polda, bawa gereja Tuhan untuk adili di Polda hari ini saya mau ingin menyampaikan kepada bapak gereja adalah tembok terakhir  untuk mempertahankan negeri ini dan tembok terakhir untuk menjaga, melindungi dan juga untuk serta integritas keutuhan kehormatan umat manusia di tanah ini, kalo gereja saja di bawa ke arena hukum dengan dasar apa lagi mempertahankan negeri ini ?

Pertanyaannya adalah mengapa gereja Tuhan seperti gereja KINGMI di tanah Papua terus di adili di Polda, Gereja Baptis di Tanah Papua di adili terus di tanah Papua ? Gereja GIDI di adili terus di tanah Papua?  tiga gereja di anggap separatis padahal kami selalu memihak kepada orang yang lema, gereja ada untuk mereka yang hilang harapan.

oleh karena itu pertanyaan saya adalah GIDI sebenarnya berada  di posisi untuk siapa, membela untuk siapa? dan melayani untuk siapa? lebih para lagi kalo pendeta-pendeta dan gembala – gembala GIDI menjadi corongnya penguasah dan penindas Rakyat kecil di tanah ini, apalagi Kader GIDI mengambil alih tugas Imaman gereja kita tidak mengajarkan theologi negara tetapi gereja GIDI mengajarkan theologi Amanat Agung, untuk membebaskan umat, mereka yang sakit, mereka yang hilang harapan, karena gereja memiliki kebenaran yang mutlak dan kebenaran yang hakiki oleh karena itu para hadirin yang saya hormati Papua Tanah Damai  Visi Misi Pak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur “ Papua Mandiri dan Papua Sejahtera “ membutuhkan suatu komitmen kerja sama antara pemerintah dan gereja papua sebagai tanah damai, papua sebagai tanah injil, papua sebagai tanah berkat, tidak akan terwujud jika paradigma yang tadi di abaikan, Gereja yang sebenarnya ada untuk mereka yang tertindas, gereja mitra dengan pemerintah kalo pemerintah bikin dosa gereja juga terlibat bikin dosa, itulah sebabnya Allah menyatakan kuasa-Nya dan kasih-Nya mulai bahwa menurut dunia yang lemah dikuatkan, mereka yang miskin diperkaya, mereka yang hina diubahkan oleh Injil itulah tujuan kehadiran Gereja GIDI di tanah ini, gereja ini sudah memberikan persembahan yang terbaik, buat NKRI yaitu bapak gubernur orang GIDI, bapak ketua DPR orang GIDI, bapak ketua MRP orang GIDI, bupati wakil bupati orang GIDI dan juga anggota – anggota DPR.

Bapak ibu para undangan tamu yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam waktu ketetapan Tuhan para pendiri menyatakan pendapat ideologi Injil mengawali gereja Pribumi yang secara nyata dinyatakan dalam tongkat perdaban Allah yang mengubah hidup manusia pribumi di tanah ini sebagai keputusan Iman Radikal tanpa kompromi yang di Ikrarkan oleh Generasi pendahulu.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan seterusnya untuk kita lakukan dalam Konferensi ini itu bukan hal luar biasa itu hal biasa saja yang luar biasa adalah Tuhan Yesus Kristus adalah luar biasa, Dia yang mendirikan gereja ini, Dia yang membawa gereja ini, Dia juga akan mengakhiri gereja ini oleh karena itu mari seluruh peserta para tamu undangan yang dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus suatu Era Pemilihan dan Era Kebangkitan dan Era Perubahan bagi umat manusia di negeri ini kepada warga gereja injili di indonesia sepanjang masa dari waktu ke waktu gereja injili di indonesia semakin bertumbuh berkembang dan didasari oleh semangat injil seperti atas dasar inilah maka telah lahir gereja pribumi Independen, Otonom, Demokrasi dengan sistim pemerintahan gereja yang Konggresional dan Prisbeterial sebuah keputusan tertinggi di Proklamasikan oleh Pendiri Gereja Pribumi pada detik-detik lahir gereja injili di indonesia 12 februari 1963 adalah “ Kami Ingin Berdiri Sendiri

Karena itu wahai para generasi peliharalah sesuai dengan Thema hari ini yaitu “ Penginjilan Belum Selesai “ dan sepakat saya sebagai mewakili generasi masa depan dan mewakili orang – orang tua yang berdiri bersama-sama saya disini saya mau sampaikan kepada kita sekalian Gereja GIDI “ Satu Raja, Satu Tuhan, Satu Iman, Satu Kasih, Satu Pengharapan, Satu GIDI, Satu Keluarga Di Dalam Yesus Kristus  “
 
Tuhan Yesus Memberkati,
Selamat Siang !

 

Bokondini 30  November 2018

https://gidi.church/wp-content/uploads/2024/02/1.jpeg