fbpx

MEMBERI dari apa yang ada pada kita.

MEMBERI

Pembacaan: Lukas 21:1-4, Yohanes 5-7
… janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya (Lukas 21:4)

     Sahabat Injli, Ada bermacam suara hati bisa muncul tatkala kita memberi persembahan. ”Sudah pantaskah apa yang saya persembahkan ini?” Atau, ”Sudah benarkah motivasi saya dalam memberi?” Atau, ”Apakah komentar Tuhan atas persembahan saya?” atau “Persembahan seperti apa yang berkenan kepada TUHAN?“Atau, ”Kiranya Tuhan mengampuni saya atas persembahan sejumlah ini.”

     Sahabat Injili, seringkali kita keliru dalam memberikan persembahan kita kepada TUHAN, kadangkala sebagian dari kita berpendapat seperti beberapa pertanyaan diatas dan akhirnya kita selalu cenderung dengan gaya persembahan yang seolah-olah hanya itu yang benar dan berkenan di hadapan TUHAN, memang benar bahwa kata Firman Tuhan “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, f  supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan g  yang hidup 1 , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.(Roma 12 : 1), tetapi selain dari isi pesan Firman ini, apakah hanya itu yang bisa kita persembahkan kepada TUHAN sebagai ungkapan syukur kita kepadanya ?

     Sahabat Injili, Dalam pembacaan kita kali ini ada pesan khusus dari satu peristiwa dalam pelayanan YESUS yaitu ketika Dia melihat orang-orang memberi persembahan, Dia berkata: ”Janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang (kaya) itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya” (ayat 3-4). Ternyata yang dinilai banyak, bukanlah jumlahnya. Perhatikan bahwa dua uang tembaga (atau ”peser”—TB—yang arti harafiahnya: ”tipis”) si janda adalah semua miliknya. Jadi, si janda memberi lebih banyak. Uang tembaga adalah mata uang terkecil; dan si janda (Yunani: khera, artinya: kosong) adalah orang tak berpunya. Walau sedikit, jumlah itu besar bagi si ”kosong”.

     Sudut pandang Yesus terhadap persembahan kita sudah pasti bukan soal besarnya jumlah dan jenis persembahan itu, melainkan besarnya kasih yang memampukan kita untuk mau memberi sampai kepada hasil bumi baik itu Hewan, Ternak, Buah-buahan, Sayur-sayuran dan semua yang ada pada kita dengan rasa syukur. Saat  kita berani memberi dengan rasa syukur sejumlah persembahan yang ketika diberikan terasa ”puas dan legah”—sebab itu bagian dari penghidupan kita—maka kita tak perlu ragu.  Pemberian yang demikian sangat dihargai oleh Tuhan. Seperti Ibu Teresa pernah menulis: “Satu hal yang saya pinta dari Anda, jangan pernah takut untuk memberi. Namun, jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikanlah saat hal itu sukar bagi Anda dengan ucapan syukur”

INGAT :

TUHAN TIDAK MEMILIKI MODEL ATAU JENIS SERTA STANDAR DALAM MEMBERI
JIKA KITA MEMBERI DARI APA YANG ADA PADA KITA DENGAN SUNGGUH DARI KASIH SEJATI DI HATI.

And in a growing number of states, the bar has proceed here for information never been higher.

https://gidi.church/wp-content/uploads/2024/02/1.jpeg